PENGGUNAAN DESIGN THINKING MODEL PADA KASUS BULLYING DI LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Abstract
Bullying sering terdengar dalam pemberitaan media massa tertulis maupun visual, yang terjadi pada generasi muda indonesia. Sejiwa (2008) mendefinisikan bullying atau perundungan adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang, baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Korban dari bullying berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental, seperti gangguan tidur, gelisah dan depresi yang mungkin terbawa hingga usia dewasa. Keluhan pada kesehatan fisik pun mungkin terjadi seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot. Hal ini juga membawa rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan penurunan semangat belajar dan prestasi akademis. Dalam kasus yang cukup langka, anak-anak korban bullying mungkin akan menunjukkan sifat kekerasan. Seperti yang dialami seorang remaja di Bali, yang membunuh temannya sendiri karena dendam akibat pelaku kerap menjadi target bullying oleh korban bertahun-tahun. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan penggunaan design thinking dalam usaha pencegahan bullying di sekolah dengan metode analisis deskriptif menggunakan jenis literature review untuk memaksimalkan penggunaan data. Hasil yang diperoleh ialah penerapan design thinking dapat dijadika salah satu metode bagi sekolah untuk mencegah terjadinya perundungan di sekolah dan sebagai pengembangan strategi membangun lingkungan yang jauh dari bullying dalam sekolah.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Dalsgaard, P., 2014. Pragmatism and Design Thinking. International Journal of design, 8(1).
Gauthier, A. A. 2018. The Bonhomie Project: An Anti-Bullying Program for Middle School Students. Honors Senior Capstone Projects. 34.
Gladden, R.M., Vivolo-Kantor, A.M., Hamburger, M.E. and Lumpkin, C.D. 2014. Bullying surveillance among youths: Uniform definitions for public health and recommended data elements, 1.0.
Gunawan, I. 2015. Metode penelitian kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.
Hicks, J., Jennings, L., Jennings, S., Berry, S., & Green, D. A. 2018. Middle school bullying: Student reported perceptions and prevalence. Journal of Child and Adolescent Counseling 4(3), 195-208.
Juvonen, J., Wang, Y., & Espinoza, G. 2011. Bullying experiences and compromised academic performance across middle school grades. The Journal of Early Adolescence 31(1), 152-173.3
Lockwood, T. 2009. Design thinking; integrating innovation, customer experience, and brand value. New York: Allworth press.
Made, S. N., & Ketut, S. N. 2020. Penyimpangan Perilaku Remaja di Perkotaan. Kulturistik: Jurnal Bahasa dan Budaya 4(2), 51-59.
Noel, L. A., & Liub, T. L. 2017. Using design thinking to create a new education paradigm for elementary level children for higher student engagement and success. Design and Technology Education 22(1), n1.
Olweus, D. 1997. Bully/victim problems in school: Facts and intervention. European Journal of Psychology of Education, 12(4), 495–510.
Rakhmawati, I. 2015. Peran keluarga dalam pengasuhan anak. Jurnal Bimbingan Konseling Islam 6(1), 1-18.
Sejiwa, T. 2008. Bullying: Panduan bagi orang tua dan guru mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan. Jakarta: Grasindo.
Unayah, N., & Sabarisman, M. 2015. Fenomena kenakalan remaja dan kriminalitas. Sosio Informa: Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, 1(2).
Wardah, F., Hastuti, D., & Krisnatuti, D. (2019). Pengaruh Metode Sosialisasi Orangtua Dan Kontrol Diri Terhadap Karakter Sopan Santun Remaja. Jurnal Pendidikan Karakter 10(2).
DOI: https://doi.org/10.32424/jeba.v24i4.3362
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats
Indexed by :
Partnership with Professional Association :